Senin, 01 Juni 2009

Pada permulaan waktu. Aku telah mengenalmu. Namamu tergurat pada partikel es, pada debu, pada iklim yang tak menentu, pada telapak tanganku. Aku adalah es yang membekukan batu-batu. Aku adalah debu yang menimpa tanah-tanah, gunung-gunung, berpindah-pindah mencarimu. Aku adalah iklim yang memberimu hangat yang sesat dan dingin yang menggoda. Aku mencair, meresap, dan mengendap di seluruh kisahmu. Aku tak pernah mati untuk mencintaimu. Aku hanya berganti rupa agar menyatu denganmu, menyurup ke dalam ragamu. Aku adalah udara yang engkau hirup dan air yang membasuh lukamu. Aku menyelimutimu dari belaian badai, jahatnya malam pada permulaan waktu. Aku telah mencintaimu seperti terang yang setia mengawani pijar seperti lembab yang selalu mengawali rinai gerimis.

Senin, 09 Februari 2009

Aku semakin tak mengerti tentang jalan yang telah digariskan Tuhan. Tentang hidup, persahabatan dan cinta. Yang diantaranya tak bisa jika harus dilepaskan. Aku adalah bahasa puisi yang sedang mencari jati diri. Tapi dalam pencarian ini tak hanya satu kerikil yang mengganjal dan menyeokkan kaki mungilku.
Tentang hidup, yang dulu mengalir bagaikan sungai yang bermuara ke laut lepas kini tersisa perjalanan yang begitu panjang. Aku menggantikan tumpuan hidup untuk menjaga Bunda dan Jagoan kecilku. Tapi aku masih duduk dibangku seribu penantian, ruang mungil dimana aku mengenyam apa yang harus aku tahu. Ayahku terbaring dalam ranjang tanpa daya setahun lebih. Aku hanya bisa memandanginya tanpa air mata. Ayahku masih sakit. Dia manantikan gadis mungilnya menjadi besar dan tetap menjadi kebanggaan hidupnya.
Tentang persahabatan....
Mereka meninggalkan aku pada dunia lain seiring UN terselesaikan oleh mereka. Biar ku sebut siapa saja harta yang berharga setelah keluargaku...
  1. Mas Makhorib, tubuh jangkung yang mendominasi dirinya serta senyum panjang yang kuelu-elukan disaat aku memulai cerita panjangku... Pandangan baru yang dia berikan setelah tetes air mataku berhenti. Sediktpun tak ada kata -kata kasar yang pernah kudengar dari mulutnya.
  2. Mas Singgih, biasa kusebut Cienk My Enemy of Evil. Setan kecil yang kini berada diujung jaln berkelok, Kumitir. Komunikasi tetap berjalan meskipun sandaran gratis telah hilang... Ya paling tidak serak tangisnya tetap ada ketika masalah yang kupunya dia dengar.
  3. Agus Totok NH. Ndaku yang paling tidak terima ketika ada burung yang menyakitiku. cerewet dan satu hal.... Menyebalkan. Ueleeeekkkk....
  4. Erik Dwi Cahyono, si gila tapi berharga.... Gak dijual tapi!
  5. Rudi Susanto... Calon perawat yang sekarang berbalik arah memanggilku dengan sebutan "Beibz".
  6. Mukti Wibowo, demi diriku dia menunjukkan apa yang mengganjal di otaknya tidak menghalangi apa yang seharusnya bisa didapatkan untuk Our Future. Tapi sekarang kemana ya???????????
  7. Alkan.... CU in Shirathal Mustaqim. Semoga Tuhan memberikan jalan mudah untuk yang kau lalui. Masih ada MAZABADI, impianmu untuk tetap menjagaku. Yang kuseslakan, kenapa begitu singkat. Harusnya aku bisa menemanimu lebih lama sebelum saat itu benar - benar ada dan membawamu terbang, selamanya.
  8. Siswanto, no comment weaz....